Iwan Curhat

Tempat berlindung dari cahaya matahari yang terlalu silau saat ini...

Friday, February 24, 2006

Books : Belajar Nulis Cerpen

lagi iseng neh jadi pengen mulai lagi hobby lama >> nulis cerpen... yah sekali-kali nulis lumayan bikin hati jadi enak juga... Ini cerpen baru awal aja, lanjutannya laen kali yah ;;)

Tubuhku terasa meleleh dan melebur menjadi tetes-tetes embun yang jatuh pada tanah kering di bawah kedua kaki lemah ini. Panas tanah liat seperti menyambut tetes embun dan menghisapnya jauh ke dalam, ke pusat bumi yang juga dahaga pada kemarau panjang ini. Aku letih, jantungku berdetak lemah dan mataku sayu menatap hening sekeliling tanah gersang seperti di negeri antah berantah. Duniaku seakan kabur dan fatamorgana mulai menjadi kenyataan bagiku.

Entah angin jahat apa yang membawa panas begitu dahsyat. Seakan menyedot semua kelembaban dan meninggalkan jejak-jejak kematian pada tanah rawa yang luas ini. Angin itu bertiup perlahan, kadang cepat dan secepat itu pula aroma maut menyebar pada gubuk-gubuk reot yang mulai ditinggalkan penghuninya untuk menyambung nyawa di tempat lain yang lebih manusiawi.


Tatapanku nanar menatap dataran itu. Di sinilah aku dilahirkan, di sinilah ibuku meregang nyawa berjuang memberiku kesempatan melihat dunia. Tempat aku pertama kali menghirup harumnya udara pedesaan, wangi padi yang menguning dan harumnya tanah liat. Tanah tempat ku belajar berdiri dengan kedua kakiku dan merengkuh dengan kedua tanganku.


Tapi lihatlah kini! Tak setetes pun kulihat kehidupan di tempat ini. Hanya bau sampah yang menggunung dan keringnya tanah tempatku menjejak. Gubuk-gubuk tua rusak berjejer di sebelah utara, kosong ditinggali pemiliknya. Siapakah yang masih mau hidup di dunia macam ini? Orang gila manakah yang masih ingin hidup dalam neraka dunia seperti ini?

Tetes airmataku hanya sampai di hidung, menguap bersama sebagian besar harapanku. Aku yang dibesarkan dalam naungan gubuk kecil bahagia di pinggir sawah, kini hanya bisa menatap bisu dan tak mampu lagi menangis. Tanah airku sudah luluh lantak dan compang camping. Anjing dan tikus pun tak berniat tinggal disini dan mengais sisa darinya. Oh Tuhan, dosa apakah yang kami perbuat? Kesalahan apa yang kami lakukan hingga kau laknat kami dan beri kami kenistaan seperti ini?


nah gitu loh... sapa tau ada produser film yang mau dibikin jadi film layar lebar nah lohhh :o

0 Comments:

Post a Comment

<< Home